Tentunya kita sering membaca artikel-artikel dari kalangan syi’ah yang mengolok-olok ahlus sunnah dengan mengatakan bahwa hadits perintah berpegang kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah kedudukannya adalah lemah, sedangkan hadits tsaqalain yaitu Al-Qur’an dan Ahlul Bait kedudukannya shahih, sehingga mereka mengatakan bahwa ahlus sunnah sebenarnya tidak punya pegangan yang kuat.
Mungkin jika kita kurang berfikir kritis, kita akan langsung mengiyakan hal tersebut, padahal perintah untuk berpegang teguh kepada As-Sunnah adalah perintah Allah yang banyak sekali disebutkan dalam Al-Qur’an, sehingga kedudukannya jauh lebih kuat dibandingkan hadits tsaqalain. Sedangkan hadits tsaqalain sendiri pada kenyataannya adalah perintah untuk berpegang teguh kepada Kitabullah dan perintah untuk memperhatikan ahlul bait.
Lalu apa yang dimaksud dengan sunnah disini? As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri (pensyariatan) bagi ummat Islam (Qawaa’idut Tahdits (hal. 62), Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, Ushul Hadits, Dr. Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, cet. IV Darul Fikr 1401 H, Taisir Muthalahil Hadits (hal. 15), Dr. Mahmud ath-Thahhan)
Contoh-contoh ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk berpegang kepada As-Sunnah
“Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang ia kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan mendapatkan siksa yang menghinakan.” (Q.S. An Nisa’: 13-14)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki maupun perempuan mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu ketetapan dalam urusan mereka, mereka memilih pilihan lain. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia telah nyata-nyata sesat.” (Q.S. Al Ahzab: 36)
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. An Nisa’: 69)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”
(QS. Al Ahzaab: 21)
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (Q.S. An Nisa’: 80)
Dan masih buaaanyak lagi…
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Abu Hurairah).
“Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam sementara seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang diada-adakan, dan setiap hal yang diada-adakan itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah sesat dan setiap kesesatan itu berada di neraka.” (HR. an-Nasa`i)
“Orang yang berpegangan kepada sunahku pada saat umatku dilanda kerusakan maka pahalanya seperti seorang syahid.” (HR. Ath-Thabrani)
“Berpegangteguhlah kalian dengan Sunnah-ku dan sunnah para Khulafa Rasyidin yang mendapat petunjuk (setelahku).” (HR. Al-‘Irbadh bin Sariyah)
“Hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
“Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku maka dia bukan golonganku.” (HR. Bukhari)
Kesimpulan : Berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah diperintahkan oleh Allah dalam Kitabullah, dan Rasul-Nya dala hadits-hadits beliau, sehingga jika kita berpegang kepada Kitabullah, secara otomatis kita wajib berpegang kepada Sunnah Rasul shalallahu ‘alaihi wasalam, hal ini menunjukkan perintah berpegang kepada sunnah bersamaan dengan Kitabullah adalah sangat kuat, bahkan seandainya tidak ada satu hadits pun yang memerintahkan hal ini, cukuplah perintah ini kita dapatkan dari Al-Qur’an.
Wassalam
Salaam @alfanarku
Kenapa anda tidak mencantumkan QS 4:59 ???
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“Wahai orang-orang yang beriman! taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Justru ayat inilah pamungkasnya, berpegang teguh intinya adalah ketaatan kepada Ulil Amri dari pasca Rasul SAW wafat hingga akhir zaman, yang akan memimpin orang2 beriman untuk menegakkan keadilan.
Ulil Amri inilah yang menjabarkan Kitabullah dengan sebenar-benarnya. Jadi walau berbeda antara Sosok Ulil Amri dan Kitabullah, namun keduanya wajib dipegang teguh dan ditaati.
Siapakah ulil Amri akhir Zaman? Berdasarkan hadist sahih dialah Imam Muhammad Al Mahdi. Dan beliau adalah dari Ahl Al Bait (dari dzurriyyah Fathimah Az Zahra dan Imam Ali bin Abi Thalib).
Ini membuktikan bahwa Ulil Amri yang haq adalah dari kalangan Ahlul Bait yang diawali oleh Imam Ali AS (silakan anda telusuri bahwa Imam Ali AS bersambung ke Ibrahim AS) dan diakhiri Imam Mahdi keturunannya.
Sunnatullah tidak akan berubah,
Para Nabi dan Rasul-Nya (termasuk Muhammad SAW) adalah hamba2 pilihan Allah – yang merupakan ahlul Bait yng berkesinambungan dengan Ibrahim AS.
Silakan anda telusuri…….
Begitu juga kepemimpinan pasca Rasulullah SAW – mereka adalah ahlul Bait yang pastinya juga bersambung dengan Ibrahim AS.
Silakan anda baca dan cermati sendiri terkait dengan hadist Imam Mahdi yang keturunan dari Fathimah Az Zahra SA, putri Rasulullah SAW otomatis donk…., bersambung dengan Ibrahim AS.
Ini yang namanya Sunnatullah ya akhii……..
Jadi Khalifah2 (Kepemimpinan tertinggi ummat Islam) yang gak nyambung secara langsung berkesimabungan dengan Ibrahim AS itu tidak sesuai/bertentangan dengan Sunnatullah.
Bagaimana bisa kalian ingin berlepas diri dari mentaati Ahlul Bait???
Ya terserah aja siiii…….. yang penting saya sudah menyampaikan.
salaam
Jika memang Ahlulbait menjabat sbg ulil amri ya hrs ditaati, jika gak jadi ulilamri ya gak nyambung dg qs: 4:59, kok dipaksain harus ahlulbait, imam ali aja taat ama abubakar,umar,usman….
apalagi hrs taat ama si imam gaib. gmn mau jadi rujukan wong” dia sembunyi ketakutan ” selesaikan masalah mutah yg jadi hobi kalian aja gak bisa, apalagi bedah kitab kalian mana yg takiya,mana yg palsu mana yg sahih. pokok agama kok konyoll gitu skrg pake wali fakih lagi, apa gak sekalian pake wali fuckyou kan seuai dg sabda imam kalian yg bikin kemaluan bediri.
suatu pembuktian bhw wahabi memang pembenci ahlulbait,
@aldj,
ga bisa membantah ya…? bisanya kok cuma mencela hehehehe
@toni
liat aja tulisan sy yg lain,toh temax tdk beda dgn judul2 yg lain,persoalannya yaitu kalian memakai asumsi utk dijadikan dalil,utk menunjukan kalian memang pembenci ahlulbait
he..he..he.. bukan nya anda tuh,tanggapi aja tulisan sy yg lain
tp anda kan cuma asbun,krn alfanar sendiri jg asbun
@ Saiful Anwar
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
QS 4:59
Adakah Ulil Amri dalam ayat ini untuk diikuti secara mutlak????
Dlm ayat ini Allah memerintah untuk mentaati Allah dan Rasulnya secara mutlak perhatikan kata perintah أَطِيعُواْ
(taatilah) hanya diikuti sampai Rasul tp untuk Ulil Amri tdk, kita diperintahkan mentaati ulil amri krn terkait dengan ketaatan pada Allah dan RasulNya.. Hal ini jg dipertegas oleh sambungan ayat فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ jika kalian berselisih kembalikan pada Allah dan RasulNya, kalau mengikuti Ulil Amri scr mutlak kenapa tdk disebut untuk dikembalikan kpd Ulil Amri..
@Hamba Allah.
1) Nabi/Rasul ditunjuk Allah SWT untuk wajib ditaati.
2) Ketika Rasul SAW yang memiliki mandat penuh dari Allah SWT menunjuk/menetapkan Ulil Amri, maka pada hakikatnya Allah lah yang menunjuk Ulil Amri. Jadi sama kedudukan Wajib taatnya sebagaimana ummat saat itu wajib taat kepada Rasul SAWW.
3) Kalau anda ingin berandai andai menyelipkan kata أَطِيعُواْ
sebelum kata “ulil amri” justru itu merusak kaidah bahasa ayat itu sendiri. Tanya saja kpd yg ahli bahasa Arab!!!
Pada ayat itu terdapat 2 paket ketaatan:
– Ketaatan kepada Allah SWT
– Ketaatan kepada Rasul dan Ulil Amri.
Dengan batasan bahwa ulil amri tidak memiliki jabatan Nabi/Rasul, Ulil Amri hanya menjabarkan agama secara utuh dan membimbing orang2 beriman sesuai yang dikehendaki Allah dan RasulNya.
4) Paket ketaatan kepada Rasul & Ulil Amri dalilnya disamping QS 4:59 itu sendiri yg terlihat pada “wawu athaf” menjelaskan ketaatan mutlak, juga terdapat pada QS 4:83 ; …..”Dan kalau mereka menyerahkannya kapada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang2 yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)”…..
Ayat QS 4:83 inilah yang membuktikan juga bahwa Ulil Amri merupakan rujukan untuk mencari kebenaran setelah Rasulullah SAWW.
أَطِيعُواْ
kenapa harus ada 2 taat?
krn taat kpd allah berbeda dgn taat kpd rosul
knp kpd ulil amri tdk ada kata taat
krn ketaatan kpd rosul n ulil amri adalah sama,sehingga tdk perlu ada kata taat pd ulil amri krn mereka satu kesatuan
ini sesuai dgn dalil quran ttg ayat mubhahalah,ketika ayat tsb menyebut rosul n ali,kalimatnya adalah jiwa2/diri2 kami n jg
hadits rosul saw
إن عليا مني وأنا منه وهو ولي كل مؤمن بعدي
Ali dari Ku dan Aku darinya dan Ia adalah Pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggalKu.
To Hamba Allah
Anda benar..
Intinya Ulil Amri dalam ayat tersebut adalah umum dan tidak merujuk khusus pada ahlul bait, setelah wafatnya Nabi SAW terdapat khulafa’ur rasyiddin misalnya, mereka itulah diantaranya yang dimaksud ulil amri minkum (para pemimpin dari kalangan kalian). Bukankah pemilik blog ini sudah menyebutkan haditsnya ;
“Berpegangteguhlah kalian dengan Sunnah-ku dan sunnah para Khulafa Rasyidin yang mendapat petunjuk (setelahku).” (HR. Al-‘Irbadh bin Sariyah)
“Hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Khulafaur rasyidin yang kita tahu adalah diantaranya : Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali RA. jadi tidak khusus merujuk pada ahlul bait.
@Andro..
Jangan tergesa gesa mengklaim diri merasa benar, sebelum dibenarkan oleh Kitabullah.
Apakah yg anda pahami terkait dengan kekhalifahan/ulil amri itu sudah sesuai dengan ketentuan, kriteria dan syarat2 yang dikehendaki oleh Allah SWT didalam Kitabullah?
Mana dalil ayat yang menyatakan persoalan ulil amri/khalifah setelah Rasul SAW adalah persoalan yg umum?
Cobalah kalian utamakan untuk bertanya kpd Kitabullah terlebih dahulu sebagai sumber utama, setelah jelas prinsipnya didapat dari Kitabullah, baru kita dapat melihat mana hadist2 yg sejalan dengan Kitabullah. Ini metodologi yang benar.
Salaam
@Saiful,
sekilas saya membaca komentar anda di atas:
“Ini membuktikan bahwa Ulil Amri yang haq adalah dari kalangan Ahlul Bait yang diawali oleh Imam Ali AS (silakan anda telusuri bahwa Imam Ali AS bersambung ke Ibrahim AS) dan diakhiri Imam Mahdi keturunannya.”
Bukankah Abu Bakar, Umar dan Utsman juga nasabnya juga bersambung kepada Ibrahim AS? mereka juga dari Quraisy sama seperti Ali ataupun Nabi SAW.
jadi saran saya, anda jangan juga merasa benar sendiri, akan sangat banyak celah & kontradiksi yang akan anda hadapi jika tetap mempertahankan konsep imamah ala syiah itsna atsariyah imamiyah jakfariyah + wilayatul faqih ala khomeini 🙂
salam
@saipul
Saya tdk berandai untuk menyisipkan kata أَطِيعُواْ
sebelum “ulil Amri” ttp jika tdk ada faedah diulanginya kata أَطِيعُواْ
sebelum rasul cukuplah kata أَطِيعُواْ
sebelum Allah maka wawu athaf sudah membari faedah pada kita untuk mengikuti Allah, Rasul dan Ulil Amri jika asumsi anda benar, pengulangan tersebut pasti membari faedah yang berbeda karena firman Allah tdklah sia-sia..Jika asumsi anda juga benar kenapa sambungan ayat adalah
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ …Nah sekarang dimana peran ulil amri di sambungan ayat tersebut, kalau perintah untuk taat scr mutlak kpd ulil amri kok kita tidak diperintahkan untuk secara mutlak mengembalikan perselisihan kpd Allah , rasul dan ulil amri
@aldj : coba baca2 baik ayat pd artikel di atas: (An Nisa :13)
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Di ayat ini Allah menggandengkan kata ketaatan kpd Allah dan rasulNya tanpa adanya pengulangan, dan ayat2 selanjutnya pd artikel di atas jg menunjukkan spt itu dan masih adalagi selain yang disebut pada artikel di atas bagi yang mau membaca Al-qur`an.
Jadi pernyataan anda itu bagaimana korelasinya dengan ayat yang lain??????
@saiful Untuk QS 4:83 kasih dong asbabun nuzulnya (siapa tahu versi temen2 syiah beda 😀 )?? sehingga bs disinkronkan dengan 4:59 Apakah ulil amri di ayat 4: 83 & 59 harus diikuti secara mutlak!
@toni
Anda pelajari dulu ilmu silsilah para nabi/Rasul, dan posisi suku Quraisy itu seperti apa, baru anda berkesimpulan.
@hamba Allah
Apakah anda tidak dapat memahami pada QS 4:83 Allah menyatakan bahwa Rasul dan Ulil Amri disebut bersama dan sebgai sumber kebenaran?
Bila anda tdk merasa berandai andai untuk menyelipkan kata2 “athi’u”, sungguh sombongnya anda merasa lebih pandai dari Allah SWT yg menurunkan ayat QS 4:59 ya spt itu. Nauzubillaah….
Tanpa sadar anda telah melakukan perubahan terhadap alQuran!!!
Kalian ini mestinya menjawab dulu apa yg saya tanya, mana dalil Al Quran nya, atas pernyataan2 anda sebelum ini..
Wah pake ilmu silsilah uyy. Ancuurrrr
@hamba allah
tentu sj berbeda,yg annisa 59 bebicara ttg syareat,
an nisa 13 berbicara ttg keimanan
sdh faham anda?
mksd sy an nissa 59 berbicara ttg keimanan
annisa 13 ttg syareat (hukum)
@hamba allah
krn yg akan diperselisihkan adalah ulil amrinya,
krn itulah inti perselisihan ummat islam ba’da rosul hingga skrg ini
kalian menganggap ahlulbait bukanlah yg utama sedang kami tidak
anda menganggap bhw ulilamri ba’da rosul adalah abubakar,sedang kami tidak.
jgn lupa ulil amri bagi kami pengikut ahlulbait adlah keimanan
hadits rosul
“barang siapa yg tdk mengenal imam pd zamannya maka matinya mati jahiliyah”
jadi taat kpd ulil amri/imam adalah masalah keimanan(an nisa 59)
@toni
he..he..he.. segitu aja,kirain…
@ saiful
Coba baca baik2 jawaban saya atas anda, sebetulnya simple :
1. saya tidak berandai menyelipkan kata أَطِيعُواْ sebelum ulil amri krn memang kenyataannya Al qur`an tdk menyelipkan sebelum kata ulil Amri justru kata أَطِيعُواْ diulang sebelum kata rasul sedangkan ayat lain tdk contoh An Nisa :13 ini pasti memberi faedah yang berbeda.
2, yang kita diskusikan sebetulnya adalah ; ” adakah Ulil Amri itu ditaati secara mutlak sbgmn kita mentaati Allah dan Rasul Nya secara.mutlak.dengan merujuk ayat pada artikel di atas dan An nisa 59 dengan beberapa point yang telah saya sebutkan
3. Tentang QS 4 :83 saya minta asbabun nuzul krn di situ akan terkait dengan siapakah Ulil Amri yang dimaksud pada ayat tersebut
@ Aldj :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
QS 4:59
Aneh jawaban anda, ayat di atas menyuruhkan apabila kita berselisih terhadap sesuatu kembalikan kpd Allah dan RasulNya, kalau memang Ulil Amri adalah Imam Maksum yang harus ditaati scr mutlak justru ayat ini tdk menunjukkan ketaatan scr mutlak kpd ulil amri, saya akan menukil perkataan Quraisy Syihab ttg ayat di atas Quraish Shihab, yang disebut-sebut sebagai mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul, dalam arti bila perintahnya bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Dalam hal ini dikenal kaidah yang sangat populer yaitu: “La thaat li makhluqin fi ma’shiyat al-Khaliq”. Tidak dibenarkan adanya ketaatan kepada seorang makhluk dalam kemaksiatan kepada Khaliq (Allah).” (http://media.isnet.org/isnet/Nadirsyah/ulilamri.html)
Apakah syariat berbeda dengan keimanan??? Apakah syariat tidak termasuk keimanan??
Dan pada prakteknya kalau memang Ulil Amri adalah Ahlul bait yang mutlak diikuti bagaimana mengikuti Imam ke 12 pasca ghaibah kubra ada imam tp tdk muncul bagaimana fungsi dia sementara kita harus merujuk kpdnya
@Hamba Allah
Ini saya kutip pertanyaan anda:
“…………kalau mengikuti Ulil Amri scr mutlak kenapa tdk disebut untuk dikembalikan kpd Ulil Amri..”
saya tidak mampu menjawab ini, sebab persoalan Ulil Amri adalah hak prerogatif Allah SWT, maka yang berhak menjawab adalah Kitabullah :
Kitabullah QS 4:83 membuktikan bahwa Ulil Amri juga tempat kembali, bahwa ada contoh persoalan2 yang bila kaum muslimin saat itu ingin mengetahui kebenarannya wajib juga merujuk kepada Ulil Amri, artinya kedudukan Rasul SAW dan Ulil Amri adalah dari sisi jabatan bebeda namun dari wewenangnya dalam menyimpulkan hukum yakni sama (Rasul menerima wahyu al Quran sedangkan Ulil Amri hanya memiliki ilmu dan amalnya secara utuh), maka tetap wajib ditaati secara mutlak:
QS 4:83
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka mengembalikannya (warodduu hu ilar Rasuli wa Ulil Amri minhum) kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).”
Kalau ingin mengetahui yang benar….. ya wajib mengikuti petunjuk pada ayat itu, kalau tidak berarti anda mengikuti syaithon yang so pasti anda sesat. Silakan baca ayat diatas, sangat jelas kok……….
Kalau terkait perdebatan ketaatan kepada Ulil Amri bersifat mutlak atau tidak, itu tergantung anda dalam memahami apa, siapa, dan bagaimana kriteria, ketentuan dan syarat2 Ulil Amri pasca Rasul SAW., kemudian bagaimana anda juga memahami Sunnatullah pada fase. Kenabian/Kerasulan dimana Allah SWT. menunjuk wakil-Nya dimuka bumi.
Seseorang sah2 saja berpendapat, tapi apakah pendapatnya sesuai dengan Kitabullah?
Tentunya kalau anda pahami Ulil Amri boleh siapa saja dan bersifat umum seperti pemilu, maka jawabnya betul wajib taat tapi tidak mutlak sebab ada syarat yang membatasinya. Tapi mana dalil Kitabullah nya yang membatasi dan mensyaratinya……?
Silakan saja tapi tolong kemukakan bahas dalil dari Kitabullah nya terlebih dahulu.
Salaam…..
@hamba allah
coba beri sy contoh ke sy perselisihan apa yg terjadi diummat ini skrg?
alasan apa yg anda berikan,jgn cuma komentar tanpa isi,dalil sy jelas bhw hadits rosul mengatakan barang siapa yg tdk mengenal imam pd zamanx maka matinya mati jahiliyah.
lagian ulil amri yg tertera di alquran klu dgn asumsi anda,nilainya menjadi tdk ada krn orang biasa pun bisa sprt ulil amri.
mengherankan sy anda mengambil penafsiran qurays shihab,bwt sy beliau adlh org berilmu,tp toh tdk mesti kita berpegang mutlak kebeliau.
masa anda tdk tau perbedaanya? he..he..he..
pantas anda menyamakan ketaatan antara Qs annisa 13 n 59…
tdk perlu melebar dulu…
bytheway…
apa tanggapan anda dgn hadits:kewajiban mengenal imam pd zamanx?
bukankah hal ini mutlak?
Dari Ibnu Mas’ud z, ia mengatakan:
“Tatkala kami berada di sisi Rasulullah, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari Bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata beliau berlinang air mata dan berubahlah roman mukanya. Maka aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait. Allah telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran. Hingga datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimanya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kedzaliman. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya maka datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas es’.”
(HR. Ibnu Majah no. 4082, sanadnya hasan lighairihi menurut Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Adh-Dha’ifah, 1/197, pada pembahasan hadits no. 85)
Ini hadits mw d kemanain???
Btw, Ini hadits sanad nya shohih.. seandainya ada yg mendhoif kan itu tidak berarti apa2 karena sudah terbukti sepeninggal Rasulullah, ahlil bait Rasulullah mengalami bencana dan pengusiran dan ‘seseorang dari keluargaku’ yg d maksud adalah al mahdi..
mengikuti sunnah bukan berarti menolak taat pada ahlil bait karena mentaati ahlil bait itu termasuk mentaati syariah Rasulullah dalam hadits tsaqalain..
Kalian terlalu sibuk dengan lafadz bihi dan bihima seolah2 tidak faham dengan lafadz at tsaqalain (2 perkara/ pusaka).
Seandainya ada yg beranggapan ulil amri yg haq itu bisa siapa saja asal mentaati ALLAH dan Rasul Nya trs buat apa d adain ahlil bait Rasulullah beserta dzuriyyah nya hingga akhir zaman?? Malah al mahdi lah yg akan mengembalikan zaman ini seperti zaman khilafah al minhajin nubuwwah
Trs buat apa juga ahlil bait Rasulullah d sucikan dalam surah al ahdzab ayat 33 seandainya mereka tidak berhak menjadi imam??
G bisa jawab?? gpp koq ana maklum2 aja karena ini emang dah kodrat nya.. Antara haq dan bathil tidak akan pernah bersatu.
Sewaktu Rasulullah d sucikan dan d angkat menjadi Rasul ALLAH hanya orang2 kafir dan munafik yg ingkar. Sama seperti ahlil bait, mereka d sucikan ALLAH untuk menjadi imam sepeninggal Rasulullah pun banyak yg ingkar..
Ada yg berusaha melebarkan maknanya ada yg berusaha mengingkari dll..hehehehe
sy hanya ingin mengungkapkan logika sederhana sy….
Tentunya kita semua sepakat (atw mngkn cuman sy aja kali) bahwa Hadist2 Rasulullah tidak satupun yg bertentangan/berkebalikan/membantah Al Quran… (kecuali Hadist palsu…ya gak ??)
Jadi manakah yg Lebih utama yg dijadikan pegangan (dua-duanya adalah pegangan) tapi mana yg Primer dan mana yg Sekunder….
Al Quran dulu kemudian Hadist, atw
Hadist dulu kemudian Al Quran ???
sy rasa kita semua sepakat apa jawabannya… 🙂
jadi alangkah kurang ajarnya jika kita jadikan sebuah dalil Hadist untuk membantah Ayat2 Al Quran yg terjaga oleh Janji Allah sendiri sampai hari kiamat 😀
Salam semuanya, Saudara2ku.
(Ali Imran 32):
Ini jika dijabarakan menjadi 2:
– Ati’ulloha
– Ati’urrasul.
Jika digabung dengan kata “dan” atau biasa dikenal “waw_athaf”, maka menjadi:
Ati’ulloha wa rasul.
Pada Qur’an 4:59 :
Ati’ulloha wa ati’urrasul wa ululamri.
Yang diathafkan ini adalah kata perintah taatlah “ati’u”.
Maka kaidah yang sama seperti di atas itu Ali Imran: 32.
Karena ketaatan kepada Rasul adalah mutlak karena Beliau adalah Insan Maksum, maka ketaatan kepada Ululamri juga mutlak, karena yang diathafkan adalah kata perintah mutlak “ati’u” tersebut. Jadi dikarenakan ketaatan kepada Ululamri mutlak, maka Ululamri harus maksum, karena hanya yg maksum yang wajib ditaati secara mutlak.
Itulah sebabnya jauh2 hari sebelum Rasul kembali kesisiNYA, Beliau telah berpesan “setelahku ada 12 pemimpin” (Lihat: Pada Bukhari muslim pd kita Al Lu’lu’ wal marjan bab kekuasaan).
Sampai kiamat jumlah yang wajib ditaati sebagaimana penunjukkan Rasul hanya sebatas sebanyak 12 itu. Tidak lebih tidak kurang.
Terima kasih, wassalam.
Hadis ttg 12 khalifah sdh sering dibahas, baca lagi tong , sementara coba hentikan hoby cari kemulyaan dg mutah seharga 50 rb sejam, moga dpt hidayah
Ulil amri diantara kalian..diantara kalian.???? Mencintai ahlul bait memang kewajiban seluruh orang beriman.tapi masalah hadits itu yg cocok Al-quran dan hadits/sunah. Karena dua2nya petinjuk.